Kepala PVMBG Kasbani menjelaskan Sesar Naik Lombok Utara diperkirakan berasosiasi dengan Sesar Naik Busur Belakang Flores yang menjadi pemicu gempa bumi berkekuatan 7 magnitude pada 5 Agustus lalu.
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan pemetaan memperlihatkan adanya deformasi (perubahan) di permukaan tanah atau sesar permukaan dan retakan tanah yang mengakibatkan kerusakan jalan dan bangunan.
Dia juga mengatakan gempa bumi yang mengguncang Lombok Utara mulai dari gempa 29 Juli berkuatan 6,4 magnitude, gempa 5 Agustus berkekuatan 7 magnitude dan gempa 9 Agustus berkekuatan 6,2 magnitude mempunyai mekanisme yang sama dan diperkirakan dari zona sumber yang sama.
Dari beberapa hasil penelitian dia juga mengungkapkan sumber gempa bumi penyebab gempa Lombok mempunyai potensi gempa bumi dengan kekuatan maksimum 7,4 magnitude. Namun gempa berkekuatan maksimum tersebut kecil kemungkinan terjadi.
"Tapi jika berpegangan pada informasi tersebut, maka kejadian gempa bumi pada sumber yang sama dengan kekuatan lebih dari 7 magnitude mempunyai probabilitas atau kemungkinan yang kecil (karena kekuatannya sudah dilepaskan pada gempa sebelumnya)," ucap dia.
Meski begitu, dia tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati. Dia juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti setiap arahan dari petugas BPBD dan pemerintah setempat.
"Jangan mudah terpancing juga oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab mengenai kejadian gempa dan tusnami," ujar Kasbani.
(mso/mud)
No comments:
Post a Comment