
"Kerugian itu kan sebelum Pak Jokowi. Justru setelah Pak Jokowi tidak," kata Susi saat dihubungi detikcom, Sabtu (22/9/2018).
Susi menilai Prabowo tak tepat berkelakar seperti itu. Menurut Susi, justru di era Jokowi dan di bawah kepemimpinannya di Kementerian Kelautan dan Perikanan, sektor perikanan terus tumbuh.
Pada 2016 volume ekspor perikanan 1.075 ton dengan nilai US$ US$ 4.172 juta. Di 2017 volume ekspor perikanan 1.078 ton senilai US$ 4.524 juta. Sedangkan di semester I-2018 volume ekspor perikanan 510 ton senilai US$ 2.272 juta.
"Produksi perikanan kita di 2017 trennya terus meningkat. Padahal di 2018 baru dapat penghitungan satu semester volumenya semester I itu kita sudah di US$ 2.272 juta dibandingkan semester 1 tahun sebelumnya terjadi kenaikan 12,88%," kata Susi di kantor KKP, Jumat (21/9/) lalu.
Kelakar itu disampaikan Prabowo ketika berbicara soal bukunya yang berjudul 'Paradoks Indonesia' di hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9). Sebelum menyinggung nama Susi, ia berkisah ketika dirinya ditertawakan saat memberi tahu kebocoran uang negara sebesar Rp 1000 triliun.
"Ibu Susi mungkin kena reshuffle beliau ini ha..., ha..., ha. Jawabannya kurang enak. Jadi beliau mengatakan jumlah kerugian negara Rp 2.000 triliun sampai Rp 3.000 triliun di sektor ikan saja. Saya masih konservatif, saya katakan Rp 1.000 triliun karena saya diajarkan senior-senior kan harus selalu hati-hati dengan angka," kata Prabowo.
(hri/idh)
No comments:
Post a Comment