"Saat pertama ditemukan, ada lebam di dada dan bekas jeratan di leher," kata kepala lapas kelas 2 A Jember Sarju Wibowo, Sabtu (25/8/2018).
Dia menampik pernyataan pihak keluarga Rahmad yang menyebut ada luka tusuk di perut Rahmad hingga tembus lambung. Menurut Sarju Wibowo, yang ada adalah bintik-bintik lebam di dada.
Sarju Wibowo menjelaskan, jenazah Rahmad Andita sudah menjalani visum dan autopsi di RSD dr. Soebandi Jember. Tadi pagi, jenazah warga Dusun Krajan, Desa Petung, Kecamatan Bangsalsari itu sudah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Setelah malam diautopsi, tadi sekitar pukul 5 pagi jenazah sudah diserahkan ke pihak keluarga," kata Sarju Wibowo.
Dia menambahkan, sudah ada 47 napi yang diperiksa polisi terkait meninggalnya Rahmad Andita. Kesemuanya merupakan penghuni kamar blok B 2A yang korban selama ini juga menghuni kamar blok tersebut.
"Pertama diambil 40 untuk menjalani pemeriksaan, kemudian 7 napi juga dibawa. Hasilnya ada indikasi kekerasan. 14 napi sampai sekarang masih menjalani pemeriksaan lanjutan, sedangkan 33 napi sudah kembali ke lapas," terang Sarju Wibowo.
Sementara Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo manyatakan masih terus melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. Mengenai hasilnya, akan disampaikan dalam pers rilis besok siang.
"Besok jam 12 siang kita akan rilis hasilnya di Mapolres Jember," tandasnya.
Rahmad Andita ditemukan tewas di kamar bloknya, Jumat (24/8) pagi. Rahmad tewas diduga dibunuh sesama napi. Ada sekitar 73 orang napi yang menghuni kamar blok tersebut.
(iwd/iwd)
No comments:
Post a Comment