Pages

Thursday, August 16, 2018

Ekonomi 2019 Tetap Dipatok 5,3%, Sri Mulyani Singgung Risiko Meningkat

JAKARTA - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 sebesar 5,3%. Angka tersebut masih sama dengan target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, alasan mengapa pertumbuhan ekonomi tersebut masih sama dengan tahun ini adalah faktor masih tidak stabilnya perekonomian global. Menurutnya, meskipun perekonomian global saat ini sudah mengalami perbaikan, namun resikonya juga tetap tinggi.

BERITA TERKAIT +

"Pertama kerangka makro pertumbuhan ekonomi sebenarnya positif namun risiko meningkat," ujarnya dalam acara Konfrensi per RAPBN 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Menkeu Sri Mulyani: Dengan UU PNBP Pemerintah Bisa Pangkas 70.000 Tarif Kementerian atau Lembaga

Menurut Sri Mulyani, gonjang-ganjing perekonomian dunia tidak terlepas dari kebijakan moneter dari Pemerintah Amerika Serikat. Beberapa kebijakan yang akhirnya menimbulkan ketidakstabilan ekonomi global itu seperti kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Fed) hingga pengenaan bea masuk terhadap beberapa produk asal negara-negara tertentu.

Khusus pengenaan bea masuk ini bahkan dilakukan kepada beberapa negara seperti Cina hingga yang terakhir adalah Turki. Hal itu pula yang membuat perdagangan internasional sedikit terganggu karena hal tersebut memicu perang dagang.

"Normalisasi moneter yang diterapkan Amerika Serikat membawa resiko pada pembalikan modal ke Amerika Serikat dan penguatan dolar," jelasnya.

Menkeu Sri Mulyani: Dengan UU PNBP Pemerintah Bisa Pangkas 70.000 Tarif Kementerian atau Lembaga

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut gonjang-ganjing perekonomian global itu juga saat ini sudah menyebabkan krisis yang terjadi di beberapa negara. Salah satu yang terbaru adalah Turki.

Nilai tukar Turki terus mengalami pelemahan alias terdepresiasi hingga mencapai 67% (year to date/ytd). Selain itu, inflasi Turki juga mencapai lebih dari 15%, ditambah lagi transaksi berjalan Turki merupakan salah satu yang tertinggi di dunia pada Kuartal I-2018 mencapai 7,88% per PDB.

"Ini menciptakan eskalias terhadap ekonomi global. Dari sisi risiko emerging sudah mendekati posisi krisis, Argentina, Venezuela dan sekarang yang menjadi perhatian Turki," jelasnya

(feb)

(rhs)

Let's block ads! (Why?)

Kalo beritanya tidak lengkap buka aja link di samping buat baca berita lengkap nya http://economy.okezone.com/read/2018/08/16/20/1937602/ekonomi-2019-tetap-dipatok-5-3-sri-mulyani-singgung-risiko-meningkat

No comments:

Post a Comment