"Biasa banyaklah. Ini kan partai kader semua. Jadi tentu mereka menghendaki kader mereka yang diambil. Kemudian juga ada Ijtimak Ulama yang perlu dipertimbangkan," kata Eddy kepada wartawan, Rabu (1/8/2018).
Selain hal-hal di atas yang disebutkan Eddy, merapatnya PD ke Gerindra dinilai juga jadi salah satu dinamika tersendiri dalam pembangunan koalisi. Hal itu disebutkan Eddy menambah daftar panjang butir-butir kesepakatan koalisi di antara parpol.
Namun dia menampik bergabungnya PD itu memberatkan langkah keempat parpol dalam membentuk koalisi. Menurut Eddy, PD pada akhirnya berbesar hati dengan tidak menjadikan posisi cawapres sebagai harga mati.
"Nggak, nggak. Saya kira pak SBY juga sudah menyampaikan bahwa mereka datang mendukung Pak Prabowo tanpa syarat. Jadi saya pikir beliau sudah sangat berbesar hati untuk bergabung ke dalam sebuah bangunan koalisi tanpa tuntutan apapun," ucap Eddy.
Lantas, apakah hal yang sama akan dilakukan oleh PAN?
"Pokoknya PAN sampai saat ini masih memegang mandat Rakernas 2017. Kita akan tetap dorong Pak Zulkifli Hasan (Ketum PAN) sebagai capres maupun cawapres. Tapi jika memang dinamika politik menghendaki evaluasi terhadap posisi PAN, tentu kita terbuka untuk mengkajinya kembali," jelas Eddy.
(tsa/gbr)
No comments:
Post a Comment