Dukungan dari Demokrat dideklarasikan hari ini, Senin (30/7). Setelah pertemuan kedua Prabowo dengan Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Gerindra dan Demokrat sepakat untuk koalisi.
"Kami datang dengan keyakinan Pak Prabowo calon presiden kita," kata SBY di kediaman Prabowo, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018).
"Ini pertemuan kedua. Pertemuan pertama terbuka lebar Gerindra dan Partai Demokrat berkoalisi. Sekarang pintu itu makin lebar, Insyaallah kita bisa diketemukan untuk melakukan perbaikan yang akan datang untuk 5 tahun ke depan," tuturnya.
Demokrat juga tak menuntut kursi cawapres meski menyatakan mendukung Prabowo sebagai capres. Nantinya cawapres Prabowo akan dibahas bersama-sama dengan pihak koalisi.
"Kepemimpinan yang akan datang, dan pemerintahan yang akan datang, mestinya pemimpin yang mampu dan mau mengatasi masalah rakyat itu. Itu akhirnya Pak Prabowo mengambil keputusan nanti siapa yang akan menjadi running mate-nya, yang mampu mengatasi keadaan itu (kesulitan bangsa, red)," kata SBY.
PKS sejak jauh hari sudah memberikan dukungannya pada Prabowo sebagai capres. Namun PKS memang mengajukan nama-nama kadernya untuk bisa berpasangan dengan eks Danjen Kopassus itu.
Terbaru, PKS menerima hasil rekomendasi dari Ijtimak Ulama yang mencapreskan Prabowo dengan pilihan dua kandidat cawapres. Dua kandidat itu adalah Majelis Syuro Salim Segaf Aljufri dan Ustaz Abdul Somad.
"Masalah rekomendasi hasil Ijtimak Ulama dan tokoh nasional, tadi Pak Prabowo menyampaikan pada dasarnya menerima dua paket pasangan capres-cawapres yang direkomendasikan oleh Ijtimak Ulama dan tokoh nasional, yaitu paket Prabowo-Salim Segaf dan paket Pak Prabowo dengan Ustaz Abdul Somad," ujar Presiden PKS Sohibul Iman usai bertemu Prabowo di kantor DPP PKS, Senin (30/7).
Sohibul memastikan partainya menerima rekomendasi Ijtimak Ulama yang diselenggarakan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) itu. PKS belum bisa menjawab bagaimana kelanjutan PKS-Gerindra apabila Prabowo tidak memilih Salim Segaf sebagai wakilnya.
"Karena kami terima Ijtimak, kalau bukan paket Salim yang diterima, nanti Majelis Syuro yang memutuskan. Pilihan dari para ulama dan tokoh nasional," jelas Sohibul.
PD juga akan diajak bicara soal rekomendasi Ijtimak Ulama. Seperti diketahui PD tak diundang ke Ijtimak Ulama.
"Nanti kami akan bicarakan itu," kata Sekjen PD Hinca Pandjaitan saat ditanya soal rekomendasi Ijtimak Ulama.
Posisi cawapres bagi Prabowo setelah Demokrat masuk koalisi mulai berubah pemetaannya. Nama Ketua Kogasma PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut-sebut menjadi kandidat bagi cawapres Prabowo.
Hanya saja, Prabowo sudah menyatakan keputusan cawapresnya akan dibahas bersama koalisi. Soal rekomendasi dari Ijtimak Ulama juga bukan berarti keharusan, sebab mekanisme koalisi harus melalui partai politik.
"Saya ingin tegaskan bahwa mekanisme politik di Indonesia melalui parpol. Hargai beda pendapat dan masukan. Tapi tetap keputusan akhir itu mekanismenya di partai. Keputusan tetap melalui partai politik," ujar Prabowo.
Lantas siapa yang akan dipilih Prabowo untuk jadi pendampingnya di Pilpres 2019?
(elz/tor)
No comments:
Post a Comment