JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengambil alih pembangunan dua pasar tradisional dari Kementerian Perdagangan. Kedua pasar tersebut yakni Pasar Atas Bukit Tinggi dan Pasar Johar Semarang.
Adapun Pasar Atas Bukit Tinggi memiliki nilai Rp292 miliar dengan kontraktor PT Brantas Abipraya KSO PT Penta Rekayasa. Pembangunan pasar itu ditargetkan selesai pada 27 Desember 2019.
Selanjutnya, pasar lain yang dibangun ialah Pasar Johar Semarang dengan direhabilitasi oleh PT Nindya Karya (Persero) Wilayah II. Proyek yang akan menelan anggaran hingga Rp146 miliar itu ditargetkan selesai pada 8 Desember 2019.
Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono mengatakan, dalam membangun dua infrastruktur pasar itu, pihaknya tidak diberi uang oleh Kementerian terkait yang meminta. Oleh karena itu, pihaknya beberapa waktu lalu meminta tambahan anggaran ke Kementerian Keuangan.
"Misalnya Pak Enggar (Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita) memerintahkan saya saja, beliau cuma perintah. Makanya kami memohon alokasi tambahan dari Menkeu," ujarnya dalam acara penandatanganan nota kerjasama di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (20/8/2018).
Meskipun begitu, dirinya akan tetap berupaya membangun dengan mencari pendanaan sendiri jika Kementerian Keuangan tidak memberikan tambahan anggaran. Dirinya menyiapkan beberapa skema pendanaan nantinya. Termasuk juga kerjasama pendanaan dengan pihak swasta maupun perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Beberapa skema yang disiapkan seperti Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
"Seni bekerja itu kita diperintah tapi enggak dikasih uang. Kalau tidak (diberi uang) kami cari sendiri. Kalau sudah ada uang, lalu membangun, semuanya juga bisa. Itu seninya," jelasnya.
(kmj)
Kalo beritanya tidak lengkap buka aja link di samping buat baca berita lengkap nya http://economy.okezone.com/read/2018/08/20/320/1938901/bangun-2-pasar-tradisional-menteri-basuki-dananya-bukan-dari-kemendag
No comments:
Post a Comment